Thursday, June 7, 2007

Dibalik Topeng Perempuan...

Paras cantik, anggun, menawan, layaknya para selir raja bukan berarti baik pula hatinya. Seperti pengalaman gw sewaktu liburan ke Yogyakarta, sampai di stasiun kereta api Tugu, Yogyakarta, karena gw membawa tas untuk naik gunung (Carier) yang gede, panjang, dan berat jadi ngga berpikiran dimana lagi gw harus menyewa Losmen. Di sebuah warung rokok gw istirahat sejenak untuk melepas lelah. Lalu, ada seorang cewek cantik, jalannya lemah gemulai, menghampiri warung, dan ia membeli teh botol dan duduk disamping saya. Namanya baru pertama kali saya heiking kota ke Yogya jadi gw belum tahu seluk-beluk dan pekerjaan para orang-orang di Yogya.
Yogyakarta yang terkenal dengan keramah-tamahan, sopan santun dan keanggunan cewek-ceweknya, membuat gw dan abang gw kepingin kenalan dengannya. Sebut saja Indah, gw dan abang gw lalu kenalan dengan Indah dan saling bertukar pikiran tentang tempat wisata kota pelajar tersebut. Senda gurau menyelimuti kami bertiga, waktu sudah menunjukan pukul 21.00 Wib, karena besok gw dan abang gw mau melanjutkan perjalanan, akhirnya gw pamit mau mencari losmen. Tiba-tiba Indah menawarkan untuk menginap semalam dirumahnya. “Nginap aja semalam dirumah saya, besok baru melanjutkan perjalannya”, ujar Indah. Menurut gw dan abang gw, karena lelah untuk mencari losmen, akhirnya menerima tawarannya. Tetapi gw tanya, “gimana orang tua mba’ Indah, apa ngga marah?. Indah, “ngga marah kok udah biasa, kalau orang-orang dari Jakarta mencari penginapan pasti menginap di rumah saya, tanpa dipungut bayaran loo”.
Sewaktu menuju ke rumahnya, gw melihat ada papan penunjuk jalan, Pasar Kembang (Sarkem), yang seingat gw daerah itu banyak pelacurnya. Sampai dirumahnya, gw kira itu orang tuanya mba Indah, lalu gw diberikan kamar untuk istirahat dan ditunjukan dimana kamar mandinya. Sesudah mandi, gw dan abang gw langsung tidur. Tapi, mba Indah malah masuk ke kamar gw, dan tapa basa-basi mba’Indah langsung membuka bajunya. Gw tanya, mau ngapain mba lepas baju?. “udah, berdua lima puluh ribu aja, belum dapat langganan nih”,ujar Indah.
Karena gw dan abang gw takut, langsung gw membawa carier gw kabur dari daerah itu, sampai sandal gw tertinggal di rumahnya. Ternyata, Indah adalah pelacur yang tempat tinggalnya di Jl. Sarkem, Yogyakarta.

Sendy Aditya Saputra
tero9_combro@yahoo.com
Jakarta

9 comments:

Awas Kecolongan said...

Ini baru namanya kecolongan abis... :)

friza said...

Wah kok kenapa kabur, ini kan namanya ketiban rejeki, bukan kecolongan. friza. www.panduan-asuransi.blogspot.com

friza said...

Wah ini mah bukan kecolongan atuh, tapi ketiban rejeki, euy....
friza (www.panduan-asuransi.blogspot.com)

seseorang said...

emang bole ya cerita begini pdhl linksnya diiklanin di koran?
ck ck ck ntar klo yg buka anak SD or SMP gimanah cerita tanggung jawabnya tuch??

apa gapapa tu MIZO-- ups, perusahaan yg menyelenggarakan web ini nya

Joned said...

critanya mesti dimoderasi kalo emang nyerempet2 k arah yg ga jelas. moga2 tar gw jg sempat contribute...

Reninta Praptadewi. S.H.,M.Kn. said...

boleh tuh ,,,
+_+

deel said...

hahaha... emang beneran tuch kabur??? bukannya mennikmati.. hahaha???

cardoso said...

mengapa tidak main-main dulu sama mbah indah ? kan Indah to

Anonymous said...

walah? kok rejeki ditolak, murah loh? 50rb b2?ckckckc??? hahahah
oh iya, kita rencana mau ke jogja nih, main-main boleh share lah tempat yg asik buat nongkrong.
ok!keep bloging bro!
also visit http://bjbfacts.blogspot.com/
buat sharingnya!